Followers Blog

****Naskah Tartuffe****

Bismillah Assalamualaikum gw akan menceritakan tentang tentang naskah yg akan di  menjadi drama teater dan di mainkan oleh @teaterjalira <<< follow ya. doakan ya.. akan membawakan naskah Tartuffe karya Moliere bergenre komedi klasik. gw kira tartuffe ada artinya eh ternyata tartuffe adalah nama orang yg berpura-pura suci, orang yg taat dan selalu mengatasnamakan TUHAN atas segala apa yg dia lakukan pokoknya si tartuffe bermuka  dua , munafik daaahh,,, klo uda ada yg baca bukunya bukan berarti gw mw copypas k dalam blog gw atau mw membajak bukan maksud jahat.

karna sang sutradara gw menyuruh d ketik lalu di print , copy lalu d bagikan ke teman-teman yg ingin berproses ya sudah gw akan menjadikan ini kenang-kenangan buat gw meski di suruh ngetik aje. tapi ngetik itu ternyata g mudah loh,,, 2 hari berjalan pantengin terus ni laptop eh g taunya leher gw ampe sakit yauda gw tempel koyo cabe aje biar rasa pegelnye ilang hahahaaaaa,,, demi naskah biar cepet di baca sama teman-teman,,, ni dah gw kasih baca naskahnya tapi cuma adegan 1 sampe 3 aje ye ntar gw sambung lagi,,,

ADEGAN  1
Ny. Pernelle dan Flipote Pembantunya Elmire, Mariane, Dorine, Damis, Cleante

Ny.Pernelle: Ayo, Flipote, ayo, agar aku lepas dari mereka.
Elmire       : Bunda melangkah sangat cepat, hingga sulit untik diikuti.
Ny.Pernelle: Sudahlah, menantu, sudahlah; aku tak usah kau antar lebih jauh;
                   Semua basa basi itu aku tak butuh.
Elmire       : kami telah memperlakukan bunda sesuai dengan tata kerama.                           Tapi  bunda pergi secepat ini, mengapa?
Ny.Pernelle: soalnya aku tak tahan melihat rumah tangga ini, dan tak ada usaha mendengarkan ku  barang sedikit. Memang, aku keluar dari rumahmu ini dengan kesan yang sangat buruk; semua nasihatku tidak di turut; di sini segala-galanya dilanggar, masing-masing bicara dengan lantang, Semuanya kacau balau tak alang kepalang.
Dorine       : Jika…
Ny.pernelle: kau, nak, gadis pelayan. Yang agak terlalu banyak mulut dan      sangat tak tahu sopan; Kau ikut campur hendak memberi pendapatmu dalam segala hal.
Damis       : Tapi…
Ny.Pernelle: Untukmu lima huruf alias bodoh, nak: Akulah yang berkata demikian, aku, nenekmu, dan sudah seratus kali ku ramalkan kepada anakku, ayahmu, bahwa tampaknya engkau akan benar-benar menjadi berandalan, dan hanya akan selalu memberinya kesusahan.
Mariane: Kurasa….
Ny.Pernelle: Ya Tuhan, adik perempuannya ini, rendah hati kau bersikap, serta berlaga alim, betapa manis kau terlihat; Tapi, seperti kata orang, air tenang menghanyutkan, dan cara hidup yang sangat kubenci, kau jalani secara diam-diam.
Elmire: Tapi, Bunda….
Ny. Pernelle: Menantuku, suka tak suka tapi harus kukatakan, bahwa perilakumu betu-betul buruk dalam segala hal: Sebenarnya kau harus member contoh yang baik kepada mereka, Mendiang ibu mereka jauh lebih sering melakukannya. Kau pemboros, dan yang menyinggu hati kau berpakain bagaikan putrid. Barang siapa hanya ingin membuat suami senang, Menantuku, tak perlu sebagus itu dalam berdandan.
Cleante: Tapi, Bunda, bagaimanapun….
NyPernelle: Adapun Tuan, saudaranya, Kau sangat kuhormati, kusuka dan kupuja; Tapi bagaimanapun juga, seandainya aku menjadi anakku, suami Elmire, aku sangat memohon kepadamu untuk jangan menginjakkan kaki di rumah kami. Tak hentinya kau anjurkan kata-kata mutiara tentang hidup yang oleh orang baik-baik seharusnya tidak di anut. Bicaraku agak blak-blakkan, tapi begitulah kecenderungan hatiku, dan tanpa tedeng aling-aling kukatakan yang terkandung di kalbu.
Damise: Kalau Tuan Tartuffe yang nenek sayangi pasti sangat senang…
Ny.Pernelle: Beliua yang baik hati, yang perlu didengarkan, dan tanpa menjadi murka, tak tahan aku melihat dia ditegur oleh orang sinting sepertimu.
Demise: Apa? Haruskah kuterima, aku, seorang munafik yang suka mengancam dating merebut hak di rumah ini dengan sewenang-wenangan dan kami tak dapat menghibur hati bagaimanapun caranya kecuali tuan yang mulia itu berkenan menyetujuinya?
Dorine: Jika ia harus didengar dan kata-kata mutiaranya harus dipercaya, maka apapun yang kita lakukan hanyalah kejahatan semata: sebab segala-galanya ia awasi, si tukang kritik penuh gairah itu.
Ny.Pernelle: Dan segala sesuatu yang beliau awasi memang sangat baik terawasi. Beliau berkata, ia akan membimbing kalian ke jalan Tuhan, Dan seharusnya anakku mengajak kalian semua  menyayangi dia.
Damise: Tidak, Nek, begini, biar ayah atau siapapun juga tak dapat memaksaku menyukai dia. Akan kukhianati hatiku jika lain yang kukatakan; Setiap tingkah lakunya membuatku naik pitam; kurasa dengan orang yang kurang adab itu, bakal ada kelanjutannya pasti akhirnya aku bakal membuat masalah besar juga.
Dorine: Memang, dan satu hal lagi yang menyinggung perasaan, Melihat orang yang tak di kenal menetap  seperti di rumahnya sendiri; Melihat seorang gelandangan yang ketika datang tak bersepatu, kelip harganya, sampai-sampai menjadi tak tahu diri lagi, mencampuri segalanya, dan bertindak layaknya tuan di rumah ini.
Ny.Pernelle: Demi Tuhan! Pasti jauh lebih baik keadaanya seandainya semua diatur menurut perintah dia yang saleh!
Dorine: Dia orang yang suci dalam khayalan Nyonya: semua perilakunya, keprcayalah, tidak lain selain kemunafikan belaka.
Ny.Pernelle: Beraninya kau bicara!
Dorine: Kalau aku, aku tidak akan percaya padanya, tidak juga pada Laurent pembantunya, Kecuali seseorang yang terhormat dengan pasti menjaminnya.
Ny. Pernelle: tak tahu aku bagaimana pada hakikatnya si pembantu, Tapi, majikannya orang yang baik, aku jamin itu. Kalian menginginkan kesusahan baginya dan kalian membencinya hanya karena beliau berterus terang pada kalian semua. Dosalah yang menimbulkan kemarahan hatinya, dan hanya atas kepentingan Tuhanlah beliau terdorong untuk melakukannya.
Dorine: Ya; tapi mengapa, apalagi sejak beberapa waktu lalu, Beliau tak sudi melihat orang kemari berkunjung? Dalam hal apa kunjungan yang baik dapat menyinggung Tuhan, Sehingga begitu diributkan sampai pecah kepala kami? Apakah perlu hal ini kujelaskan di sini? Kukira pada Nyonyalah beliau cemburu.
Ny.Pernelle: Tutup mulutmu, dan pikirkan dulu apa yang kau katakana. Yang mencela kunjungan itu bukan hanya beliau seorang: keributan yang mengiringi orang-orang yang kalian gauli, kereta-kereta kuda yang terus menerus berada di depan pintu, dan sekian banyak pelayan yang berkumpul ramai riuh rendah, menimbulkan kehebohan yang menjengkelkan di lingkungan tetangga. Aku mau saja percaya bahwa sebenarnya tak terjadi apa-apa, Tapi, mau tidak mau, orang membicarakannya, dan itu kurang baik.
Cleante: Hei! Apakah Bunda ingin menhalangi orang bicara? Dalam kehidupan agaknya buruklah jika demi omongan konyol yang mungkin dihamburkan mengenai kami, maka kami harus menolak sahabat-sahabat yang paling karib; Tapi bila toh kami sampai memutuskan untuk melakukannya, Apakah bunda mengira bisa mengharuskan orang lain untuk diam? Fitnah tak mungkin di bendung, jadi, jangan hiraukan segala ocehan  konyol, MArilah kita berupaya hidup dengan jiwa yang serba polos, dan member keleluasan penuh kepada para pengoceh untuk bicara semaunya.
Dorine: Daphne, tetangga kita, dan suaminya yang bicara buruk tentang kami, bukankah mereka? Yang perilakunya yang paling menggelikan selalu yang paling pertama menjelek-jelekkan orang; Mereka pasti selalu bisa menagkap dengan segera kentaranya secercah rasa sayang betapapun lemahnya, Untuk kemudian disebarkan dengan sukacita, dan mengarahkan berita itu seperti yang mereka inginkan orang lain percaya. Mewarnai tindakan orang lain sesuka hati mereka mereka kira dapat membenarkan tindakan itu di mata orang banyak, dan dengan harapan palsu adanya kemiripan, terhadap muslihat mereka yang mereka berikan kesan yhang tak bersalah, atau mereka lemparkan ke pihak lain beberapa cirri yang mereka miliki dalam celaan masyarakat yang menindih mereka begitu beratnya.
Ny.pernelle: Semua ulasan ini tidak membawa perkataan ini kemana-mana: kita tahu bahwa Orante hidup patut dijadikan teladan; Ia tujukan seluruh perhatiannya pada Tuhan, dan aku tahu dari orang-orang, Bahwa ia sangat mengutuk gaya hidup para tamu yang suka bertandang ke rumah ini.
Dorine: Teladan yang mengagumkan, betapa mulianya perempuan itu! Memang benar ia hidup sebagai orang yang sederhana; Namun usianyalah yang telah menimbulkan semangat membara itu dalam jiwanya, dan kita tahu bahwa dia bersikap saleh dengan hati yang enggan. Selama dari kaum pria ia masih mendapatkan pujian, segala kelebihannya sangat baik ia manfaatkan; Tapi melihat kecerlangan matanya meredup, maka dunia yang meninggalkannya, hendak ia lepaskan, dan dengan kearifan mulia sebagai selubung keangkuhan daya pikat yang sudah melemah hendak ia samarkan. Begitulah jalan keluar wanita genit masa itu. Sungguh berat bagi mereka melihat dirinya ditinggalkan para pemuja. Merasa ditelantarkan dengan cara demikian, mereka dalam kecemasan yang menyedihkan tak melihat jalan lain kecuali pandai berlagak alim, dank arena kegalakan para wanita mulia itu segala hal dilarang, dan tak ada yang dimaafkan: dengan lantang setiap orang mereka cela kehidupannya, bukan karena kebaikan hati, tapi karena iri yang tak tahan melihat wanita lain menikmati kesenangan yang karena pembawaan usia telah menghilangkan gairah mereka.
Ny.pernelle: Nah, cerita kekanak-kanakkan macam itulah yang kau perlukan untuk menyenangkan hatimu. Menantuku, di rumahmu orang terpaksa berdiam diri, karena nyonya rumaklah yang memonopoli pergunjingan sepanjang hari; Namun akhirnya aku mau berbicara juga. Kukatakan bahwa tak ada yang dilakukan putraku dengan lebih bijaksana daripada menerima orang alim itu di rumahnya; bahwa Tuhan merasa perlu untuk mengirim beliau kesini untuk meluruskan pikiran kalian semua yang telah sesat; bahwa demi keselamatan kalian beliau harus didengarkan, dan bahwa beliau tidak membetulkan yang tidak perlu dibetulkan. Semua kunjungan, pesta, percakapan itu, adalah rekaan iblis. Di sana tak pernah terdengar kata-kata yang baik; hanya ucapan iseng, nyanyian dan omong kosong: seringkali pihak lain ikut terkena juga, dan pandailah orang memfitnah kian kemari. Ujung-ujungnya mereka yang waras pikirannya terganggu oleh kesemrawutan pertemuan seperti itu; seribu satu macam ocehan begitu saja terjadi di situ, dan seperti baru-baru ini dikatakan dengan baik oleh seorang pengkhotbah, betul-betul seperti menara rabel, sebab di situ setiap orang seenak perutnya bercoleteh;dan untuk kembali ke cerita tadi…. (menunjuk Cleante) Lihatlah, tuan sudah tertawa mengejek! Cari sajalah badut-badutmu yang membuatmu tertawa, dan tanpa… selamat tinggal, menantuku, aku tak mau berkata apa-apa lagi. Ketahuilah bahwa penghargaanku sudah berkurang separuh terhadap rumah ini, dan bahwa masih bakal lama sebelum aku kembali lagi kemari. (menampar Flipote.) Ayo, kau tukang mimpi, tukang melamun. Ya Tuhan! Awas, nanti kujewer kau. Ayo, jalan, berengsek, jalan!


ADEGAN 2
CLEANTE , DORINE
Cleante: Aku tak mau ke sana, takut aku di omelin lagi; oleh perempuan tua itu…
Dorine: Ah! Sayang sekali dia tak mendengar cara anda berbicara; dia bakal berkata bahwa dia menganggap Anda baik hati, dan bahwa melihat usianya, dia belum pantas di sebut tua.
Clenate: Buat apa ia tadi jengkel begitu terhadap kita, dan tampaknya ia sangat tergila-gila pada Tartuffe-nya!
Dorine: Oh, itu masih belum apa-apa dibandingkan anaknya, seandainya Anda dapat melihat tingkah laku anaknya, Anda akan berkata: “Lebih parah lagi!” kekacauan politik di Negara kita telah menempatkan tuan Orgon setingkat orang yang bijaksana, dan ia tunjukkan keberanian untuk mengabdi kepada rajanya, Namun ia telah menjadi seperti orang dungu sejak ia tampak terobsesi oleh Tartuffe. Ia memanggilnya saudara, dan mencintainya sepenuh hati seratus kali lebih banyak daripada ia mencintai ibu, putra, putrid, dan istri. Tartuffe satu-satunya orang tempat ia mencurahkan semua rahasianya karenanya Tartuffe berlaku sebagai penasihat  rohani yang waspada. Ia memanjakannya, memeluknya, dan seorang kekasih tak mungkin, kurasa, disayangi dengan lebih mesra; di meja makan, di  tempat kehormatanlah Tuan minta Tartuffe ditempatkan; dengan gembira ia melihat si munafik itu makan sebanyak enam orang; Tuan menyuruh agar untuk dia di sajikan bagian yang lezat dari semua hidangan; dan jika Tartuffe sampai bersendawa, ia berkata; “Semoga anda disayang Tuhan” pendeknya ia tergila-gila padanya; Tartuffe segala-galanya untuk dia, pahlawannya; dalam setiap kesempatan Tuan mengaguminya, sebentar-bentar ia kutip perkataannya, tingkah lakunya yang paling sepele pun dianggapnya keajaiban, dan apa saja yang dikatakan Tartuffe adalah ramalan dewa bagi Tuan. Tartuffe yang mengenal korban tipuannnya dan ingin menikmatinya, dengan seribu satu dandanan, Tartuffe tahu seninya telah membuat tuan terpesona; dengan sok alim, setiap saat ia meraup keuntungan besar dan dengan berani ia semaunya member kita komentar. Bahkan sampai si belagu yang menjadi pesuruhnya juga ikut-ikutan memberi kami khotbah; dengan mata liar dia datang menceramahi kami, dan membuang pita, perona pipi, dan tahi lalat palsu kami. Si pengkhianat tempo hari sempat merobek dengan tangannya ikatan leher yang dia temukan di dalam buku doa Bunga para santo, sambil berkata bahwa dengan kejahatan mengerikan kami mencampurkan, perhiasan iblis dengan kesucian.


ADEGAN 3
ELMIRE, MARIANE, DAMIS, CLEANTE, DORINE

Elmire: Kau sungguh beruntung tadi tidak menghadiri  ceramah yang diberikan Bunda di pintu. Tapi aku sudah melihat suamiku karena ia tak melihatku, aku mau naik menanti kedatangannya.
Cleante: Sedangkan aku, untuk tidak membuang waktu, menunggunya di sini saja, dan aku hanya mau member salam padanya.
Damis: Singguhlah sedikit pernikahan adikku. Aku curiga kalau-kalau Tartuffe menentang pelaksanaannya, jangan-jangan ia memaksa ayahku untuk mempermasalahkan hal itu; dalam hal ini, paman kan tahu benar perhatianku. Kalau gairah cinta yang sama membakar saudariku dan juga Valere, saudari dari kawan ini, paman kan tahu, sangat berarti bagiku; dan kalau harus…
Dorine: Dia masuk.

bersambung ntar gw lanjutin lagi ,,, owkeh coy heheee 
ni buku Tartuffe
asslamualaikum semua salam kikukkikukkkk ^^ 

Penerbit       : Kepustakaan Populer Gramedia
Penulis         : Moliere
Penerjemah  : Winarsih Partaningrat Arifin

2 komentar:

{ PS Holic } at: 18 November 2011 pukul 20.31 mengatakan...

vous n'allez pas me donner de lecon non?!!?

kebetulan saiia kenal sama penerjemahnya tuh.. canggih canggih canggih :)

Belajar Photoshop

Anonim at: 8 April 2013 pukul 11.14 mengatakan...

cuoy lanjutannya mana cuy

Posting Komentar

 

Copyright © 2011 gatiar,Design by Tirtadarmantio